Apa itu Osteoporosis?
Adalah penurunan massa tulang disertai kerusakan arsitektur tulang, sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah patah.
Dengan meningkatnya usia harapan hidup karena membaiknya pelayanan kesehatan, maka sekarang dan masa yang akan datang akan bermunculan penyakit-penyakit degeneratif, seperti osteoporosis.
Pada orang normal terjadi keseimbangan pada proses pembentukan tulang dan resorpsi tulang dimana proses terjadi secara “coupling” (berpasangan), yang melibatkan 2 jenis sel tulang yaitu osteoblast (pembentukan tulang) dan osteoclast (resorpsi tulang).
Pembentukan tulang baru oleh osteoblast selalu diikuti dengan penyerapan tulang tua oleh osteoclast dan sebaliknya.
Pada masa pertumbuhan, proses coupling ini disebut “proses modeling” dimana tulang bertambah massanya, dan setelah tercapai masa tulang tertinggi (peak bone mass), yaitu pada umur 30 tahun maka proses ini menjadi “proses remodeling”, dimana aktivitas osteoclast melebihi aktivitas osteoblast.
Bila terjadi perubahan pada proses pembentukan dan penyerapan tulang yang menyebabkan proses penyerapan melebihi proses pembentukan tulang, maka dapat mengakibatkan penurunan masa tulang, hal ini dapat terjadi pada keadaan OSTEOPOROSIS.
Osteoporosis bukan penyakit sepele, karena hanya dengan benturan saja dapat terjadi patah tulang, maka kita harus waspada karena dampaknya sangat menakutkan. Deteksi dini sangat penting untuk upaya pencegahan, karena akibat buruknya berupa patah tulang, yang dapat memberikan dampak psyco-socio-economy yang besar.
Osteoporosis sering disebut “the silent disease” karena osteoporosis sering kali datang tanpa didahului gejala pegal, linu ataupun tanda-tanda lain. Pada saat tubuh kita terbentur benda keras biasanya beru terdeteksi bahwa tulang kita sudah keropos, yang berarti massa tulang sudah jauh berkurang.
Osteoporosis dapat terjadi pada:
- Wanita menopause
- gangguan hormon lain:
- hyperparathyroidism
- hyperthyroidism
- Paget’s deseae
- Penggunaan obat kortikosteroid dalam waktu lama.
- Penggunaan heparin sebagai antikoagulan dalam waktu lama.
- Faktor-faktor lain yang dapat memicu terjadinya osteoporosis, yaitu:
- Kurang olah raga
- Perokok
- Minum alkohol
- Diet calcium yang rendah
Untuk itu kita perlu memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan laboratorium uji saring osteoporosis:
- Osteocalcin
- b-Cross Laps
- Osteocalcin
- Merupakan protein non kolagen yang terpenting dalam matrix tulang, yang diproduksi oleh osteoblast
- Sangat sensitive dan spesifik sebagai marker untuk bone formation (faktor pembentukan tulang)
- Bahan yang dibutuhkan 3 cc darah (serum atau plasma dengan antikoagulan lithium heparin / K3 EDTA)
- Pasien dianjurkan puasa
- Metode pemeriksaan: Electro Chemiluminescence Immunoassay (ECLIA)
- Keadaan normal:
| Kadar (ng/ml) |
Wanita sehat: | |
Pre menopause | 11 – 43 |
Post menopause (NO HRT) | 15 – 46 |
Laki-laki sehat: | |
18 - <> | 24 – 70 |
30 – 50 th | 14 – 42 |
> 50 – 70 th | 14 - 46 |
Kadar osteocalcin yang tinggi menunjukkan aktivitas pembentukan tulang yang tinggi
Peningkatan kadar osteocalcin terjadi pada keadaan:
- Hyperthyroidism
- Hyperparathyroidism
- Paget’s desease
- High turnover osteoporosis
- Fraktur
- Acromegaly
- Anak yang sedang tumbuh kembang (adolescent growth spurt)
Penurunan kadar osteocalcin terjadi pada keadaan:
- Osteoporosis
- Hypothyroidism
- Hypoparathyroidism
- Growth hormonn deficiency
- Selama terapi estrogen
- Pengobatan dengan glucocorticoid, biphosphonate dan calcitonin
- b-Cross Laps
- Yaitu suatu pemeriksaan immunoassay untuk menentukan secara kuantitatif produk degradasi kolagen tipe 1, yang merupakan > 90% organic bone matrix yang digunakan untuk menentukan derajat resorpsi/penyerapan tulang
- Pemeriksaan ini juga untuk memantau anti resortive theraphy (biphosponate dan Hormon Replacement Theraphy/HRT) pada wanita post menopause dan osteopenia
- Pada keadaan dimana terjadi peningkatan penyerapan tulang (usia lanjut atau akibat osteoporosis), kalogen tipe 1 didegradasi dalam jumlah banyak sehingga kadar fragmen kolagennya akan meningkat didalam darah
- Fragmen dari kolagen tipe 1 adalah C-terminal telopeptide / CTx, yang pada usia lanjut atau terjadi osteoporosis akan berubah bentuk menjadi isomer b (b Ctx), dan kadarnya akan meningkat di dalam darah. Kadarnya di dalam serum akan menurun / kembali normal selama mendapat erapi anti resorptive.
- Bahan pemeriksaan 3 cc darah (serum / plasma lithium heparin atau K3 EDTA)
- Pasien dianjurkan puasa
- Metode ECLIA
- Keadaan normal:
| Kadar (ng/ml) |
Wanita: | |
Pre menopause | 0,025 – 0,573 |
Post menopause | 0,104 – 1,008 |
Pria: | |
30 - 50 th | 0,016 – 0,584 |
> 50 – 70 th | 0,104 – 0,704 |
> 70 th | 0,104 – 0,854 |
- Kadar b crosslaps yang tinggi menunjukkan terjadinya proses resorpsi tulang yang berlebihan
- Pemeriksaaan ini sangat sensitive dan spesifik sebagai marker untuk proses resorpsi tulang dan mempunyai nilai prediksi yang tinggi utuk follow up therapy antiresorptive
- Peningkatan kadar b crosslaps terjadi pad keadaan:
a. Osteoporosis
b. Hyperthyroidism
c. Hyperparathyroidism
d. Paget’s deseae
e. Metastatic bone desease
No comments:
Post a Comment