Subscribe to my full feed.

Proposal Presentation

Saturday, January 27, 2007

Membangun Aset

Di dalam era komputerisasi, siapa sich yang tidak mengenal Bill Gate si pendiri Microsoft Coorporation. Salah satu orang yang sudah sukses dalam membangun sebuah aset dengan mendirikan sebuah perusahaan konglomerasi. Atau pernahkan anda melihat pemilik sebuah supermarket yang memiliki cabang di beberapa kota sedang membuka atau menutup supermarketnya? Tentunya tidak karena pemilik supermarket ini sudah memiliki aset. Dimana kehadiran sang pemilik digantikan oleh sebuah sistem. Dari dua buah perumpamaan ini kita sudah bisa menyimpulkan apa itu aset.

ASET adalah sebuah sistem dimana tanpa kehadiran si pemilik (bekerja atau tidak) akan tetap menghasilkan penghasilan (pasive income) bagi pemiliknya. Inilah yang membedakan dengan apa yang disebut paradigma umum, dimana kita harus bekerja untuk mendapatkan penghasilan demi membiayai semua impian/rencana masa depan kita. Dan pada saat kita tidak bekerja dengan alasan apapun (contoh: sakit, dipecat, perusahaannya bangkrut, dll) maka kita tidak mendapatkan penghasilan untuk memenuhi semua impian kita.

Lain halnya dengan paradigma sukses dimana kita bekerja untuk membangun aset yang akan memberikan penghasilan bagi semua impian kita. Dan pada saat aset terbangun, walaupun kita tidak bekerja, penghasilan akan tetap ada (pasive income) untuk memenuhi semua impian kita.

Dari dua paradigma diatas tentunya akan banyak orang yang memilih paradigma sukses karena kita hanya perlu bersusah payah diawal saja pada saat membangun aset. Lalu bagaimanakah cara untuk membangun aset?

Menurut bukunya Robert T. Kiyosaki “Rich Dad Poor Dad ada 3 sistem bisnis unuk membangun aset, yaitu:

1. Perusahaan Bersistem / Konglomerasi, contohnya: Microsoft Coorp.

2. Bisnis Warlaba / Franchise, contohnya: Mc Donald

3. Waralaba Pribadi / Personal Franchise

Tabel dibawah ini menunjukkan bagaimana perbandingan ketiga sistem bisnis tersebut dilihat dari segi modal, resiko, tempat, waktu dan keahlian.

Pada bisnis konlomerasi, untuk mencapai sukses (bebas waktu dan finansial) terlebih dahulu diperlukan modal/investasi yang besar untuk membangun usaha, sistem inovasi produk serta investasi waktu juga. Kendala dibisnis ini adalah modal dan resiko besar dan dibutuhkan keahlian spesifik.

Berbeda dengan bisnis franchise dimana pembeli lisensi tidak harus memulai dari awal (nol) kaarena sudah tersedia sistem. Yang diperlukan di bisnis ini hanyalah investasi modal dan mengikuti aturan mainnya. Keahlian pada bisnis ini bukanlah syarat utama karena sudah digantikan oleh sistem. Kendalanya dibisnis ini hanya pada modal yang besar.

Sistem di personal franchise tidak jauh berbeda dengan sistem franchise. Yang membedakan hanyalah modalnya yang kecil untuk ukuran sebuah bisnis. Yang anda perlukan hanyalah fokus dan menyediakan waktu.

Sebagai referensi, anda bisa membeli buku “Rich Dad Poor Dad” untuk mengetahui lebih lanjut mengenai membangun aset.

Info selanjutnya mengenai Personal Franchise #1 - Tahap Memulai


No comments: